Unsur Kimia Helium : Penjelasan, Sejarah, Keberadaan, Karakteristik dan Kegunaan

Posted on
Unsur Kimia Helium : Penjelasan, Sejarah, Keberadaan, Karakteristik dan Kegunaan

Unsur Kimia Helium adalah unsur kimia yang terletak di dalam kelompok gas mulia di tabel periodik. Dengan nomor atom 2, helium merupakan unsur teringan kedua setelah hidrogen. Unsur ini memiliki simbol He dan memiliki massa atom relatif sebesar 4,003. Helium adalah unsur yang sangat melimpah di alam semesta, terutama dalam bentuk gas, tetapi jarang ditemukan di Bumi karena sifatnya yang ringan sehingga cenderung melarikan diri dari gravitasi planet.

Salah satu karakteristik paling menarik dari helium adalah bahwa unsur ini bersifat tak berwarna, tak berbau, dan tak beracun. Ini membuatnya menjadi bahan yang aman digunakan dalam berbagai aplikasi industri, terutama dalam pengisi balon dan udara helium dalam balon udara panas. Karena sifatnya yang tidak reaktif, helium juga digunakan sebagai gas pendingin dalam berbagai proses industri, seperti pendinginan magnet dalam alat resonansi magnetik nuklir (MRI) dan pendinginan superkonduktor dalam penelitian ilmiah dan aplikasi teknologi tinggi lainnya.

Selain itu, helium memiliki titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,93 derajat Celsius, dan titik lebur yang juga sangat rendah, yaitu -272,2 derajat Celsius. Oleh karena itu, helium dapat digunakan dalam pendinginan suhu rendah, seperti dalam penelitian fisika dan kimia di laboratorium. Unsur ini juga digunakan dalam industri semikonduktor untuk membersihkan dan mendinginkan peralatan yang berhubungan dengan proses manufaktur chip komputer.

Salah satu aplikasi lainnya dari helium adalah dalam penelitian dan penggunaan energi nuklir. Helium digunakan sebagai pendingin dalam reaktor nuklir, khususnya dalam reaktor fusi. Ketika helium diberikan suhu dan tekanan yang sangat tinggi, ia dapat berperilaku sebagai superfluida, yang berarti ia kehilangan kehilangan semua viskositasnya. Sifat superfluida helium ini digunakan dalam penelitian fundamental fisika, seperti studi tentang superkonduktivitas dan fenomena kuantum lainnya.

Secara keseluruhan, helium merupakan unsur yang memiliki banyak kegunaan dalam berbagai industri dan penelitian ilmiah. Sifatnya yang tidak reaktif, aman digunakan, dan mampu bertindak sebagai pendingin suhu rendah membuatnya menjadi bahan yang sangat berharga dalam banyak aplikasi teknologi modern.

Sejarah Unsur Kimia Helium

Sejarah unsur kimia helium dimulai pada tahun 1868 ketika astronom Prancis bernama Pierre-Jules-César Janssen dan ahli spektroskopi Inggris bernama Joseph Norman Lockyer secara independen mengamati garis spektrum yang tidak dikenal selama pengamatan matahari gerhana. Mereka menyadari bahwa garis spektrum ini tidak sesuai dengan garis-garis yang diketahui dari unsur-unsur yang sudah ada pada saat itu. Mereka menyebut garis spektrum tersebut sebagai “D3” dan menyimpulkan bahwa itu mungkin merupakan indikasi adanya unsur baru yang belum teridentifikasi.

Pada tahun yang sama, seorang ahli kimia Inggris bernama Sir Edward Frankland dan seorang ahli spektroskopi skotlandia bernama Sir William Ramsay juga mempelajari fenomena yang sama dan menyarankan bahwa gas tersebut merupakan unsur baru. Namun, baru pada tahun 1895, Ramsay dan rekannya, Frederick Soddy, berhasil mengisolasi helium dari mineral uraninit. Mereka menggunakan metode fraksionasi udara cair untuk memisahkan helium dari nitrogen dan gas-gas lainnya.

Pada awalnya, helium tidak dianggap sebagai unsur yang penting, tetapi sebagai gas yang menarik karena sifat-sifatnya yang unik. Itu diberi nama “helium” berdasarkan kata Yunani “helios”, yang berarti matahari, karena gas tersebut pertama kali ditemukan di garis spektrum matahari. Helium juga ditemukan di alam semesta dalam jumlah yang sangat melimpah, terutama dalam bintang dan nebula.

Penggunaan helium sebagai gas pengisi balon dan udara dalam balon udara panas mulai meningkat pada awal abad ke-20. Pada saat itu, helium yang diisolasi hanya tersedia dalam jumlah terbatas, dan sebagian besar helium yang digunakan dihasilkan dari proses pemurnian gas alam. Namun, dengan penemuan tambang helium alam pertama di Amerika Serikat pada tahun 1903, pasokan helium yang lebih besar menjadi tersedia.

Selama Perang Dunia I, helium juga digunakan dalam aplikasi militer, seperti penggunaan dalam kapal angkasa untuk mengurangi risiko kebakaran dan ledakan. Penggunaan helium semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri dan teknologi, termasuk penggunaannya dalam proses manufaktur, pengkondisian udara, dan aplikasi nuklir.

Seiring berjalannya waktu, helium terus menjadi unsur penting dalam berbagai industri dan penelitian. Namun, sumber daya helium alam terbatas, dan penggunaan yang tidak efisien telah memicu kekhawatiran tentang ketersediaan dan keberlanjutan pasokan helium di masa depan. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan teknologi alternatif dan metode produksi helium yang lebih efisien terus dilakukan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Keberadaan Unsur Kimia Helium

Unsur kimia helium memiliki keberadaan yang luas di alam semesta. Berikut adalah beberapa informasi tentang keberadaannya:

  1. Di Bumi: Meskipun helium adalah unsur yang melimpah di alam semesta, keberadaannya di Bumi sangat langka. Hal ini disebabkan oleh sifat helium yang sangat ringan sehingga cenderung melarikan diri dari gravitasi Bumi. Kebanyakan helium yang ditemukan di Bumi berasal dari proses peluruhan radioaktif unsur-unsur seperti uranium dan thorium dalam kerak bumi. Helium juga dapat ditemukan dalam jumlah kecil di beberapa sumur minyak dan gas alam.
  2. Di Atmosfer: Atmosfer Bumi mengandung sekitar 5 bagian per juta (ppm) helium. Namun, helium di atmosfer Bumi bukanlah sumber utama pasokan helium yang digunakan dalam berbagai aplikasi. Helium atmosfer Bumi terutama berasal dari aktivitas geologi dan vulkanik serta proses penyebabnya belum sepenuhnya dipahami.
  3. Di Alam Semesta: Helium jauh lebih melimpah di alam semesta daripada di Bumi. Unsur ini adalah unsur kedua yang paling melimpah setelah hidrogen. Helium ditemukan dalam jumlah besar di bintang, termasuk dalam inti bintang-bintang seperti Matahari. Proses fusi nuklir di inti bintang menghasilkan helium melalui reaksi nuklir. Selain itu, helium juga ditemukan dalam nebula, awan antarbintang, dan galaksi.
  4. Penambangan dan Sumber Daya: Sumber daya helium alam utama berasal dari formasi gas alam yang mengandung konsentrasi helium yang cukup tinggi. Salah satu sumber daya helium yang signifikan adalah Ladang Helium Alam Federal di Amarillo, Texas, Amerika Serikat. Tambang ini ditemukan pada tahun 1903 dan telah menjadi sumber utama pasokan helium dunia selama beberapa dekade. Namun, sumber daya helium alam terbatas, dan permintaan yang terus meningkat telah mendorong penelitian dan pengembangan metode produksi helium yang lebih efisien serta eksplorasi tambang helium alam lainnya di berbagai belahan dunia.
  5. Aplikasi dan Penggunaan: Helium digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pengisi balon dan udara dalam balon udara panas, industri semikonduktor, industri nuklir, penelitian fisika dan kimia, pengkondisian udara, penyimpanan dan transportasi gas, dan lain sebagainya.

Dengan memahami keberadaan helium di alam semesta dan tantangan yang terkait dengan pasokan, penting untuk mengelola dan menggunakan helium dengan bijaksana serta mencari solusi alternatif untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Karakteristik Unsur Kimia Helium

Berikut adalah beberapa karakteristik unsur kimia helium yang disusun dalam bentuk tabel:

Karakteristik Nilai/Deskripsi
Nomor Atom 2
Simbol He
Massa Atom Relatif 4,003
Golongan Gas Mulia
Keadaan Fisik Gas pada suhu dan tekanan standar (25°C, 1 atm)
Warna Tidak berwarna
Bau Tidak berbau
Kepadatan 0,1785 kg/m³ (pada 0°C dan tekanan atmosfer)
Titik Didih -268,93°C
Titik Lebur -272,2°C
Kecepatan Bunyi 972 m/s (pada suhu 0°C)
Kelarutan dalam Air Sangat rendah (0,0016 g/100 mL pada 25°C)
Elektronegativitas Tidak memiliki angka elektronegativitas karena hanya memiliki dua elektron yang sudah terisi penuh.
Struktur Kristal Heksagonal rapat (hcp)
Bilangan Oksidasi 0
Sifat Kimia Tidak reaktif dan stabil; tidak mudah membentuk senyawa dengan unsur lain

Tabel di atas mencantumkan beberapa karakteristik utama dari unsur helium, termasuk sifat fisik, sifat kimia, dan sifat lainnya. Perlu diingat bahwa nilai-nilai ini bersifat umum dan dapat bervariasi sedikit tergantung pada kondisi spesifik suhu dan tekanan.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai beberapa karakteristik unsur kimia helium:

  1. Nomor Atom: Helium memiliki nomor atom 2, yang berarti unsur ini memiliki dua proton di intinya. Nomor atom menentukan posisi unsur dalam tabel periodik.
  2. Simbol: Simbol helium adalah He, yang singkat dan digunakan secara internasional untuk mengidentifikasi unsur ini dalam notasi kimia dan penulisan rumus senyawa.
  3. Massa Atom Relatif: Massa atom relatif helium adalah 4,003. Ini menunjukkan massa helium dibandingkan dengan standar yang ditetapkan dengan massa karbon-12.
  4. Golongan: Helium termasuk dalam golongan gas mulia di tabel periodik. Golongan ini terdiri dari unsur-unsur yang memiliki sifat kimia yang relatif tidak reaktif dan stabil.
  5. Keadaan Fisik: Pada suhu dan tekanan standar (25°C, 1 atm), helium berada dalam bentuk gas. Ini berarti helium tidak memiliki bentuk padat atau cair pada suhu tersebut.
  6. Warna dan Bau: Helium adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Hal ini membuatnya sulit untuk diamati secara visual atau melalui indra penciuman manusia.
  7. Kepadatan: Kepadatan helium adalah 0,1785 kg/m³ pada suhu 0°C dan tekanan atmosfer. Kepadatan ini sangat rendah karena helium adalah gas yang sangat ringan.
  8. Titik Didih dan Titik Lebur: Helium memiliki titik didih sangat rendah yaitu -268,93°C, dan titik lebur juga sangat rendah yaitu -272,2°C. Suhu rendah ini memungkinkan helium digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan pendinginan ekstrem.
  9. Kecepatan Bunyi: Kecepatan bunyi helium adalah 972 m/s pada suhu 0°C. Helium memiliki kecepatan bunyi lebih tinggi daripada udara, yang menghasilkan efek suara yang berbeda ketika suara dilewatkan melalui helium.
  10. Kelarutan dalam Air: Helium memiliki kelarutan yang sangat rendah dalam air, yaitu sekitar 0,0016 g/100 mL pada suhu 25°C. Ini berarti helium hanya larut dalam jumlah kecil dalam air.
  11. Elektronegativitas: Helium tidak memiliki angka elektronegativitas yang diberikan dalam skala Pauling. Hal ini disebabkan oleh sifat helium sebagai gas mulia dengan konfigurasi elektron yang sudah terisi penuh.
  12. Struktur Kristal: Helium memiliki struktur kristal heksagonal rapat (hcp) ketika berada dalam keadaan padat pada suhu dan tekanan tertentu.
  13. Bilangan Oksidasi: Helium memiliki bilangan oksidasi 0. Ini menunjukkan bahwa helium adalah unsur yang tidak cenderung menangkap atau melepaskan elektron untuk membentuk senyawa dengan unsur lain.
  14. Sifat Kimia: Salah satu karakteristik paling menonjol dari helium adalah ketidakreaktifannya. Helium adalah unsur yang stabil dan tidak reaktif secara kimia. Ini membuatnya berguna dalam banyak aplikasi yang membutuhkan gas yang tidak bereaksi denganlingkungan atau material di sekitarnya. Helium juga memiliki sifat yang inert, artinya tidak mudah membentuk senyawa dengan unsur lain. Hal ini disebabkan oleh struktur elektron helium yang memiliki konfigurasi dengan dua elektron di kulit valensinya, sehingga kulit valensi helium sudah terisi penuh.

Karakteristik-karakteristik ini membuat helium sangat berguna dalam berbagai aplikasi. Misalnya, kepadatan yang rendah dan ketidakreaktifannya membuat helium menjadi pilihan yang baik sebagai gas pengisi balon udara atau balon udara panas. Karena kelarutannya yang rendah dalam air, helium juga digunakan dalam perangkat respirator untuk memberikan oksigen yang lebih murni kepada pasien. Helium juga digunakan dalam industri semikonduktor untuk membersihkan dan mendinginkan peralatan.

Selain itu, sifat-sifat unik helium juga dimanfaatkan dalam penelitian ilmiah. Helium cair digunakan dalam penelitian fisika suhu rendah, di mana suhu yang sangat dingin diperlukan untuk mengamati fenomena kuantum. Kecepatan bunyi helium yang tinggi juga digunakan dalam penelitian akustik dan ultrasonik.

Dalam keseluruhan, karakteristik unsur kimia helium yang mencakup sifat fisik, kimia, dan inertinya yang tinggi menjadikannya bahan yang penting dalam berbagai aplikasi dan penelitian ilmiah.

Kegunaan Unsur Kimia Helium

Unsur kimia helium memiliki berbagai kegunaan yang penting dalam berbagai bidang. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan helium:

  1. Pengisi Balon dan Balon Udara Panas: Helium sering digunakan sebagai pengisi balon karena kepadatannya yang rendah. Balon helium menghasilkan daya apung yang memungkinkannya melayang di udara. Selain itu, helium juga digunakan dalam balon udara panas untuk memberikan efek lift yang diperlukan untuk mengangkat balon.
  2. Industri Semikonduktor: Helium digunakan dalam proses manufaktur dan produksi semikonduktor. Helium cair digunakan untuk mendinginkan komponen-komponen elektronik dan peralatan dalam industri semikonduktor. Kecepatan transfer panas helium yang tinggi dan sifatnya yang tidak reaktif sangat berguna dalam menjaga suhu yang stabil dan mengurangi risiko kerusakan pada peralatan semikonduktor.
  3. Pemantauan dan Deteksi Kebocoran: Karena sifatnya yang tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan tidak reaktif, helium digunakan sebagai gas tracer dalam pemantauan dan deteksi kebocoran. Helium digunakan dalam pengujian kebocoran untuk mengidentifikasi kebocoran pada sistem seperti pipa, tabung, atau peralatan yang berisi gas atau cairan.
  4. Penelitian Ilmiah: Helium cair digunakan dalam penelitian fisika suhu rendah. Dalam penelitian kuantum, suhu yang sangat dingin diperlukan, dan helium cair adalah salah satu bahan yang digunakan untuk mencapai suhu tersebut. Helium juga digunakan dalam eksperimen dan penelitian di bidang fisika nuklir, fisika partikel, dan fisika dasar lainnya.
  5. Sistem Pendingin Magnet: Helium cair digunakan dalam sistem pendingin magnet, terutama di bidang kekuatan tinggi seperti resonansi magnetik nuklir (NMR), resonansi magnetik inti (MRI), dan percepatan partikel. Helium cair membantu menjaga suhu magnet superkonduktor pada tingkat rendah untuk menjaga performa dan kestabilan magnet.
  6. Penerbangan dan Ruang Angkasa: Helium digunakan dalam penerbangan dan industri ruang angkasa. Helium digunakan untuk mengisi balon meteorologi yang membantu dalam memahami kondisi atmosfer dan prakiraan cuaca. Selain itu, helium juga digunakan dalam penggunaan kapal udara seperti balon pengamatan, balon pengangkut, dan balon pengujian.
  7. Pendingin dan Penyimpanan Suhu Rendah: Helium cair digunakan dalam industri yang membutuhkan suhu rendah ekstrem, seperti dalam pendinginan dan penyimpanan suhu rendah di laboratorium, pusat penelitian, dan industri kriogenik.
  8. Eksperimen dan Demonstrasi: Helium digunakan dalam demonstrasi dan eksperimen ilmiah di berbagai tingkat pendidikan, terutama dalam menjelaskan prinsip-prinsip sifat gas, tekanan, dan apungan.

Penggunaan helium yang beragam ini mencerminkan sifat-sifat melimpah yang penting dalam banyak aspek kehidupan. Meskipun helium adalah sumber daya yang berharga, penting untuk menggunakan helium dengan bijaksana dan efisien karena pasokannya terbatas.

Selain kegunaan-kegunaan yang disebutkan di atas, helium juga digunakan dalam industri penyimpanan dan transportasi gas, industri nuklir, deteksi kebocoran dalam sistem vakum, pengelasan, pengujian bocor pada peralatan seperti pendingin, kompresor, atau sistem AC, dan dalam analisis gas dalam laboratorium.

Selain aplikasi teknis, helium juga digunakan dalam industri hiburan dan kreatif. Suara khas yang dihasilkan saat berbicara menggunakan suara beroksigen telah menjadi fitur penting dalam dunia hiburan dan acara-acara seperti iklan, film, dan pertunjukan teater.

Meskipun helium memiliki banyak kegunaan yang penting, perlu diingat bahwa pasokan helium alam terbatas dan penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan dan produksi helium. Upaya sedang dilakukan untuk menemukan metode produksi dan penggunaan helium yang lebih efisien, serta eksplorasi sumber daya helium yang baru.

Dalam kesimpulannya, helium memiliki kegunaan yang luas dalam berbagai industri dan aplikasi, mulai dari pengisi balon hingga penelitian ilmiah dan teknologi tinggi. Penting bagi kita untuk menghargai dan menggunakan helium dengan bijaksana, serta mencari alternatif dan inovasi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dalam jangka panjang.

Referensi

Berikut adalah beberapa referensi yang dapat Anda gunakan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang unsur kimia Helium:

  1. Cotton, F. A., & Wilkinson, G. (1988). Advanced Inorganic Chemistry. John Wiley & Sons.
  2. Greenwood, N. N., & Earnshaw, A. (1998). Chemistry of the Elements. Butterworth-Heinemann.
  3. Housecroft, C. E., & Sharpe, A. G. (2012). Inorganic Chemistry. Pearson Education Limited.
  4. Atkins, P., & de Paula, J. (2017). Atkins’ Physical Chemistry. Oxford University Press.
  5. Emsley, J. (2011). Nature’s Building Blocks: An A-Z Guide to the Elements. Oxford University Press.
  6. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Database. Helium.
  7. Royal Society of Chemistry. Visual Elements: Helium.
  8. Jefferson Lab. It’s Elemental: Helium.

Referensi ini akan memberikan informasi yang lebih mendalam tentang unsur kimia Helium, termasuk sifat-sifat fisik, sifat kimia, dan penggunaan Helium dalam berbagai aplikasi seperti industri gas, pendingin, dan pengisi balon. Dengan menggunakan referensi ini, Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang unsur kimia Helium.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *